2009-10-05

J ..................... (Part 1)

(Di sebuah rumah sakit pada tahun 1959) “Tahan..Tahan.. bentar lagi sudah sampai ruang bersalin, sabar ..Tahan..!” Ada seorang wanita yang akan melahirkan, dan suaminnya yang sibuk menenangkan istrinya. Setelah berjam-jam akhirnya wanita itu melahirkan sepasang anak kembar laki-laki dan perempuan, tapi sayang nyawa dia harus dikorbankan, saat melahirkan yang pertama dia masih bisa bertahan, sedangkan saat pas mengeluarkan bayi yang satunya dia tak terselamatkan...

”Itulah sebab kenapa Louis selalu benci sama aku..dia tak pernah menganggap aku sebagai adik kembarnya..!”. Louren melihat kearah Louis yang sedang bermain bola di lapangan dari jendela kamar asramanya.”kenapa dia sebegitunya sama kamu Ren? Padahal kamu dan Louis lahir di dunia ini bareng – bareng kan?”, J bertanya pada Louren yang air matanya mulai menetes.”Aku sudah mencoba, ikut bermain, belajar dikamarnya, segala cara aku sudah lakukan tapi dia tetap mengacuhkan aku seperti parasit dalam hidupnya, semenjak ayah meninggal aku tidak pernah merasa mempunyai sesorang yang akan melindungi aku. Louis berubah semenjak ayah meninggal dia kejam, saat itu ayah sekarat dia hanya ingin bicara dengan Louis, aku tidak diperbolehkan masuk ke kamar ayah saat itu aku masih berumur antara 6-7 thn” Louren menghampiri J teman baru di asrama itu, J tiba-tiba muncul di Classic Musical School, dia diajak bersekolah di situ sama seorang kakek tua yang tinggal disebrang sekolah, kata pihak sekolah dia pindahan dari kota kecil disamping ibu kota. Dan kebetulan selama ini Louren tinggal sendiri di kamar yang tidak bisa dibilang kecil, furniture yang dikamarnya bernuansa victorian classic berwarna merah marun dan hijau gelap. ”Ayah kamu bicara apa ke Louis?” J yang sedang menyisir rambut lurusnya yang panjangnya se bahu, dan berponi tebal seatas mata. ”aku tidak pernah tanya sama Louis karena dia semakin jauh dari aku”, Louren juga sibuk menyiapkan alat musik biolannya untuk ke kelas.”Lagian aku tidak pernah ingin tahu..” J melihat Louren miris.”Ren jangan sedih lagi kan sekarang ada aku”. Louren senyum.

TENG-TENG..TENG-TENG. Bel sekolah sudah berbunyi menandakan sudah pukul 7 tepat. Dikelas yang suasananya sangat sepi dan gelap padahal murid di dalam kelas sudah penuh. J bertanya ke Louren ”Ren suasananya emang sepi? Kenapa tidak ada yang ngobrol satu sama lain?”. J bingung. ”Kalau sudah ada suara Bel semua murid harus tenang”. Louren menjelaskan, tak lama ada benda terbang di atas kepala J. ”Auh..” Louren yang duduk di depan J terkena tempat pensil yang lumayan besar, dari arah belakang ”JANGAN RIBUT!!” Louis yang berteriak dan melempar tempat pensil itu. Louren tidak permasalahkan hal itu, dia diam karena dia tahu kalau Louis bisa melakukan apapun yang dia mau, bahkan Louren pernah bercerita kalau Louis pernah menonjok muka dia saat Louren melewati jalan Louis. J hanya bisa melihat teman yang baru dia kenal diperlakukan seperti itu.

Mr. Vion masuk kelas, ”selamat pagi anak-anak?” dia langsung duduk di meja guru. ”PAGI..Mr” semua murid menjawab kecuali J, yang masih syok melihat Louren. Mr. Vion mengajar harmonisasi musik, sekolah ini mengajar tentang musik. Tidak ada yang membawa buku tapi hanya membawa alat musik masing-masing murid punyai. Di tengah pembelajaran Mr. Vion melihat muka pucat LOuren. ”Ouren kamu sakit? Wajah kamu pucat”. Mr. Vion bertanya. ”Pucat? Saya tidak sakit Mr”. Louren berkelit. Louren adalah murid kesayangan Mr. Vion dia tahu masalah tentang Louren dan Louis, dia teman dekat ayah mereka, dia tahu masalah kenapa Louis tidak senang dengan Louren. dia yang menceritakan kepada Louren, tentang semua terjadi dimasa lalu. Dan dia sering mencoba bicara pada Louis, tapi Louis tidak pernah menanggapi dengan serius dia tetap dipilihannya yaitu membenci Louren hingga mati.

J


Jam istirahat datang Louren dan J, pergi menuju asrama kantin tempat ini asramanya para petugas sekolah, seperti penjaga sekolah, pembersih ruangan, petugas lainnya yang bekerja di sekolah ini. J bertanya sama Louren , ”Ren disini makanan yang lezat apa?”. ”di sini? Aku gak pernah jajan setiap istirahat, biasanya aku ke kamar karena di kamar masih ada makanan dari Mr. Vion, dia suka memberi aku makanan cemilan”. Jawab Louren, ”oh yaudah kita kekamar sekarang!” ajak J. Di perjalanan menuju kamar mereka, ada yang lari dari asrama pria dan dia menabrak pundak Louren. ”Auh!” sakit Louren, dia melihat kearah J dan langsung lari dan gak minta maaf kepada Louren. ”Eh jangan Lari!” J yang berusaha untuk mengejar. ”Jangan J, dia teman aku!” Cegah Louren. ”Hah, temennya kamu? Walaupun dia temen kamu tapi dia udah buat kamu Jatoh!” kesal J, Louren berdiri ”Aldo, namanya! Dia baik kok sama aku, tapi dia kayak ketakutan gitu .. mungkin dia lagi buru-buru kali”, Louren membela. ”Tapi Ren dia itu ..” J kesal, ”Udah gak papa kok”, Louren memotong ucapan J. ”Ren! Kamu jangan gitu, jangan suka ngalah sama orang. Dan Jangan mau diperbudak sama saudara kamu itu, sekarang kan udah ada kesetaraan perempuan! Kamu jangan ngalah mulu Louren!”, kesal J. ”oh ya? aku gak pernah dengar adanya kesetaraan perempuan? Pasti itu didaerah kamu kan?”, tanya Louren, ”iya sih kayaknya memang baru didaerah aku aja”, jawab J.

”Oh iya, kata kamu laki-laki itu namanya Aldo?”, tanya J yang sedang siap-siap untuk tidur. ”Iya namanya Aldo, dia dikelas Basic Piano”, Louren yang sudah rebahkan badannya ke tempat tidurnya, ”oh iya dia punya sixsent loh!”. ”Oh yah? Ehm.. dia punya perasaan sama kamu?” curiga J, ”Ah, gak.. dia gak ada perasaan apa - apa sama aku”, mata Louren sudah mulai mengantuk. ”kamu sendiri?” J penasaran, ”aku tidak pernah punya perasaan apa-apa ke dia, apa jangan-jangan kamu yang ada perasaan sama Aldo?”, Louren tanya. ”Loh kok jadi aku! Udah – udah ini kan dah malem”. J menarik selimutnya ke kepalannya, sedangkan Louren tertawa geli mengejek J, ”baru aku liat dia ketawa seperti itu, padahal hidup dia sungguh miris menurut gw”, berbicara dalam hati J. ”dan aku berharap kamu menyukai dia” sambung J dalam hatinya.

Keesokan harinya di kelas Louren diam seperti biasa, J tidak berani untuk berbicara sama Louren Karena dia tahu kalau dia mengajak berbicara Louren, Louis akan marah besar. Akhirnya J pergi ke toilet sendiri, ”Pak saya izin ke belakang?” J izin dengan Mr. Vion, ”Louren – Louren kenapa sih kamu takut banget sama kakak kamu sendiri” J berbicara dalam hati.

Setelah dari toilet J berpapasan dengan Louis, J yang tegang karena melihat tatapan sinis Louis, J yang muak akan ke sinisan dia keteman – teman Louren akhirnya. ”Louis, kenapa kamu jahat dengan Louren padahal dia adik kembar kamu sendiri!” J nekad untuk berbicara itu, Louis langsung menghentikan jalannya. ”Apa ada urusannya sama kamu?” Louis jawab dengan tatapan sinis dan dingin. J yang lebih emosi melihat wajah Louis yang tampa dosa, berbicara seperti itu dan ,dia langsung menonjok muka Louis dengan tangan kanannya. Louis terkapar kesakitan di lantai. ”kamu tahu itu yang dirasakan oleh Louren”, J sangat emosi ”memangnya Louren melakukan apa? Dia tidak pernah minta untuk dilahirkan dimuka bumi ini kan? Terus kenapa kamu masih masalahin itu sama Louren!”, J yang mulai mundur karena Louis sudah berdiri kembali, ”APA URUSAN KAMU! .. dan AKU MAU BUNUH DIA”, Louis berteriak sekenceng-kencengnya. J kaget mendengar teriakan dan perkataan Louis ”Kamu gila Louis, kamu gak waras, kamu kejam, kamu gak punya hati!”, J langsung lari sambil menangis mendengar perkataan Louis, yang sungguh menyakitkan bagi J.

Sesampainnya di kelas dengan mata yang berkaca – kaca itu J masuk kedalam kelas. Louren khawatir ”kamu kenapa? Kamu sakit? Kamu bilang sama aku!”, Louren cemas. ”gak aku terjatuh di kamar mandi, sakit jadi aku nangis”, J berkelit ”Kamu yakin?” Louren masih cemas. ”iya kamu gak usah cemas lagi!” J menenangkan Louren. Akhirnya Louren tenang juga. ”iya aku tidak cemas lagi”.